Torehan Jerit Jemari ku...
Johanamay
July 27, 2008
0 Comments
Sssssstttt...
Tahu kah kau...
Aku ingin sekali menaburkan musim semi dihari-hariku...
Menaburkan kembali rona merah dipipi matahariku...
Dan membisikkan ucapan berkat dijendela telingaku...
Tapi, selalu saja ada kabut hitam membayangi...
Kusibak kan...
Dia datang lagi...
Kusibakkan kembali...
Dia menjadi...jadi...
Hahahahahahaa....
Akhirnya aku tertawa dan bermain dengan sang kabut...
Maka, semuanya berubah...
Pipi matahariku tidak lagi merah...
Hari-hariku tak lagi bersemi...
Dan, jendela telingaku tak lagi terberkati...
Yang ada...aku ditemani oleh kabut, hujan, guntur dan kilat...
Semua element alam yang paling kuat dan menakutkan...
Ketika aku coba berlari dan lepas dari kabut, hujan, petir dan guntur...
Mereka mengikatku kuat...erat dan gemas...
Seakan tak ingin aku bebas dan merengkuh matahariku, musim semi ku dan jendela telingaku...
Aku menangis...
Aku tertawa...
Aku sedih...
Aku senang...
Aku bahagia...
Dan aku berduka...
Tapi terlebih dari itu...
Aku bersyukur...
Akhirnya, aku bisa berdansa, berdendang, menari, bertepuk tangan, dan berputar-putar
dengan teman-teman matahariku, musim semiku dan jendela telingaku ...
Aku tidak akan berubah...
Aku hanya akan pergi ke tempat yang lebih baik...
Yup...
Semuanya akan baik-baik saja...
Tahu kah kau...
Aku ingin sekali menaburkan musim semi dihari-hariku...
Menaburkan kembali rona merah dipipi matahariku...
Dan membisikkan ucapan berkat dijendela telingaku...
Tapi, selalu saja ada kabut hitam membayangi...
Kusibak kan...
Dia datang lagi...
Kusibakkan kembali...
Dia menjadi...jadi...
Hahahahahahaa....
Akhirnya aku tertawa dan bermain dengan sang kabut...
Maka, semuanya berubah...
Pipi matahariku tidak lagi merah...
Hari-hariku tak lagi bersemi...
Dan, jendela telingaku tak lagi terberkati...
Yang ada...aku ditemani oleh kabut, hujan, guntur dan kilat...
Semua element alam yang paling kuat dan menakutkan...
Ketika aku coba berlari dan lepas dari kabut, hujan, petir dan guntur...
Mereka mengikatku kuat...erat dan gemas...
Seakan tak ingin aku bebas dan merengkuh matahariku, musim semi ku dan jendela telingaku...
Aku menangis...
Aku tertawa...
Aku sedih...
Aku senang...
Aku bahagia...
Dan aku berduka...
Tapi terlebih dari itu...
Aku bersyukur...
Akhirnya, aku bisa berdansa, berdendang, menari, bertepuk tangan, dan berputar-putar
dengan teman-teman matahariku, musim semiku dan jendela telingaku ...
Aku tidak akan berubah...
Aku hanya akan pergi ke tempat yang lebih baik...
Yup...
Semuanya akan baik-baik saja...