Silent & Pray
Johanamay
August 29, 2008
0 Comments
Kondisi terakhir...
Sekarat hampir tak berjiwa...
Kosong melompong...
Aku putuskan untuk duduk diam dan melipat tanganku sembari berdoa.
Aku butuh dahaga...
Kuingin kesegaran pembangkit selera...
Yuuuuuu...*sing* - hehehehehe...
*Sigh*, mungkin ini yang dinamakan 'udah kerasukan arwah manja'.
Akhir-akhir ini, sankin terlalu banyak masalah, sepertinya kualitas kegigihan dan tahan banting ku berkurang. Sehingga, sering kali tanpa aku sadari aku bergantung dan terlalu berharap kepada 'manusia'.
Terlalu banyak yang dipendam dan dipikirkan sendiri.
Padahal udah jelas2, Dia bilang, "Marilah datang padaKU, hai kamu yang letih dan lelah."
Gini nih, akibat dari kurang berserah.
Hehehehe....
Cerita ke orang lain, mungkin hanya dapat melegakan sesaat.
Menggantungkan dan terlalu berharap bahwa orang lain dapat selalu berada disisiku setiap saat, juga rasanya tidak adil untuk orang itu.
Sedangkan mereka juga masih punya beribu pekerjaan dan pikiran yang berlipat kali ganda.
Maaf.
Kalau memang merepotkan selama ini :).
Tapi sungguh, akhirnya mataku terbuka.
Dan, aku benar-benar berterimakasih untuknya, ternyata Tuhan masih sayang padaku.
Terima kasih buat semua dukungan, doa dan masukannya selama ini.
Rasanya menyenangkan.Really.
What next?
Trying to find half of my soul that has gone away :).
Feels like I wanna go home.
Recharge energi dan tingkat kedewasaan lagi.
Recharge semangat juang dan harapan lagi.
Doaku:
Bapa yang baik, bantu aku untuk melalui semua ini.
Kita sudah berjalan sejauh ini sekarang, dan aku yakin Kau tidak pernah meninggalkan ku sendiri :).
Aku tahu, terkadang aku sering egois bahkan keras kepala.
Aku juga tahu, orang-orang diluar sana sekarang banyak yang menertawakan ku.
Mereka bisa jadi teman ku, rekan kerja ku, pacarku, bahkan mungkin juga keluarga ku sendiri.
Aku tidak pernah tahu Tuhan.
Tapi kalau Engkau temanku, siapakah lawanku?
Bapa, aku percaya semua yang datang saat ini, pasti akan menuju arah yang lebih baik.
Ajarkan aku untuk lebih bertekuk lutut padaMu lebih lagi.
Lebih merendahkan diri.
Ampuni aku Bapa, kalau saat ini aku akan memilih DIAM.
Aku hanya mencoba dan melihat diluar dari sudut pandangku.
Ajari aku Tuhan, untuk bisa mengambil tindakan yang bijaksana.
Jangan kehendak ku yang jadi Bapa, tapi kehendak Mu jadilah.
Amin.
Sekarat hampir tak berjiwa...
Kosong melompong...
Aku putuskan untuk duduk diam dan melipat tanganku sembari berdoa.
Aku butuh dahaga...
Kuingin kesegaran pembangkit selera...
Yuuuuuu...*sing* - hehehehehe...
*Sigh*, mungkin ini yang dinamakan 'udah kerasukan arwah manja'.
Akhir-akhir ini, sankin terlalu banyak masalah, sepertinya kualitas kegigihan dan tahan banting ku berkurang. Sehingga, sering kali tanpa aku sadari aku bergantung dan terlalu berharap kepada 'manusia'.
Terlalu banyak yang dipendam dan dipikirkan sendiri.
Padahal udah jelas2, Dia bilang, "Marilah datang padaKU, hai kamu yang letih dan lelah."
Gini nih, akibat dari kurang berserah.
Hehehehe....
Cerita ke orang lain, mungkin hanya dapat melegakan sesaat.
Menggantungkan dan terlalu berharap bahwa orang lain dapat selalu berada disisiku setiap saat, juga rasanya tidak adil untuk orang itu.
Sedangkan mereka juga masih punya beribu pekerjaan dan pikiran yang berlipat kali ganda.
Maaf.
Kalau memang merepotkan selama ini :).
Tapi sungguh, akhirnya mataku terbuka.
Dan, aku benar-benar berterimakasih untuknya, ternyata Tuhan masih sayang padaku.
Terima kasih buat semua dukungan, doa dan masukannya selama ini.
Rasanya menyenangkan.Really.
What next?
Trying to find half of my soul that has gone away :).
Feels like I wanna go home.
Recharge energi dan tingkat kedewasaan lagi.
Recharge semangat juang dan harapan lagi.
Doaku:
Bapa yang baik, bantu aku untuk melalui semua ini.
Kita sudah berjalan sejauh ini sekarang, dan aku yakin Kau tidak pernah meninggalkan ku sendiri :).
Aku tahu, terkadang aku sering egois bahkan keras kepala.
Aku juga tahu, orang-orang diluar sana sekarang banyak yang menertawakan ku.
Mereka bisa jadi teman ku, rekan kerja ku, pacarku, bahkan mungkin juga keluarga ku sendiri.
Aku tidak pernah tahu Tuhan.
Tapi kalau Engkau temanku, siapakah lawanku?
Bapa, aku percaya semua yang datang saat ini, pasti akan menuju arah yang lebih baik.
Ajarkan aku untuk lebih bertekuk lutut padaMu lebih lagi.
Lebih merendahkan diri.
Ampuni aku Bapa, kalau saat ini aku akan memilih DIAM.
Aku hanya mencoba dan melihat diluar dari sudut pandangku.
Ajari aku Tuhan, untuk bisa mengambil tindakan yang bijaksana.
Jangan kehendak ku yang jadi Bapa, tapi kehendak Mu jadilah.
Amin.